KEPRIBADIAN
1.Pengertian Kepribadian Secara Umum
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, disamping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmaniseseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh olehfactor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
2.Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Alih Sosiologia) Menurut Horton (1982)Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dantemparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akanterwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu.Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dankonsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya. b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)Ia mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap,kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yangsudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap,maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalammenghadapai situasi yang di hadapi.
3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadiana) Warisan BiologisWarisan biologis adalah semua hal yang di terima seseorangsebagai manusia melalui gen kedua orang tuanya atau sifat turunan darikedua orang tua .Contohnya : ayah Darwin adalah seseorang yang tidak suka banyak berbicara dan suka berdiam diri, maka sifat itu tampa di sadari di miliki juga oleh anaknya Samuel. Contoh lainya adalah ayah otis adalah seorangyang bentuk tubuhnya sangat tinggi dan lebar otomatis otispun akan bertumbuh ke hal yang sama. b) Lingkungan Fisik Pengaruh lingkungan atau fisik terhadap kepribadian manusia paling sedikit di bandingkan factor- factor lainya. Lingkungan fisik tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang.
4.Perbedaan Pengertian Orang Pada Zaman Duhulu Dan Orang Pada ZamanSekaranga) Dulu orang percaya bahwa beberapa unsur kepribadian seperti ambisi,kejujuran, kriminalitas, penimpanan seksual dan sebagainya, merupakanwarisan dari orangtua. b) Namun pada zaman sekarang orang lebih percaya beberapa pakar bahkan sifat kepribadian di tentukan oleh pengalaman seperti kemampuan, perestasi, dan prilaku sepenuhnya di tentukak lingkungannya.
Kepribadian positif :
Dalam membentuk kepribadian saat masih kecil, peran orang terdekat terutama orang tua sangat berpengaruh. Peranan orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian seorang anak terlebih saat masih kecil. Masa anak-anak merupakan fase penting perkembangan kepribadian, kepribadian yang dibentuk pada masa inilah yang paling mungkin menetap. Menurut Elizabeth Crary, seorang orang tua dapat berperan sebagaicom foter/pelindung (saat anaknya berusia dibawah 4 tahun),
teacher/guru (saat anaknya berusia 5 - 9 tahun), coach/pelatih (saat anaknya berusia 9 - 12 tahun), dan
supporter/pendukung (saat anaknya berusia 13 - 15 tahun). Sebaiknya orang tua dapat memenuhi semua
perannya ini dengan baik. Orang tua harus menerapkan pola asuh yang baik dan menanamkan kepribadian yang positif pada anaknya sedini mungkin. Pada saat seorang anak masih batita, kepribadiannya dapat dibentuk dengan mengajaknya berkomunikasi (tentu dengan bahasa sederhana yang anak mengerti), mengajaknya aktif bermain dan belajar, mengajarinya berbuat hal-hal sederhana yang baik (misal berdoa, beribadah). Orang tua harus membentuk hubungan yang erat, positif, dan menyenangkan bagi anaknya.
Kepribadian negative :
Adakalanya pemahaman kita terganggu, sehingga menyulitkan kita. Kita juga merasakan disonansi kognitif bila sikap dan tingkah laku kita tidak serasi. Disonansi kognitif terjadi bila kehidupan psikologis kita tidak harmonis.
seorang perokok berat, ketika bermunculan himbauan-himbauan tentang bahaya merokok bagi kesehatan, ia selalu mengatakan akan berhenti merokok. Tetapi kenyataannya tidak, dan ia tidak lagi berbicara tentang rencana menghentikan kebiasaan tersebut. Tampaknya ia tetap menikmati kebiasaan merokoknya. Suatu saat bila ia didesak tentang hal itu, iapun mengatakan bahwa ia sesungguhnya tahu dan harus berhenti merokok, tapi hidupnya kini sangat tertekan, sehingga ia tidakdapat berhenti merokok sekarang ini.
Dua cara lain untuk menghadapi disonansi adalah dengan reaksi “anggur yang masam” dan “Jeruk yang manis”. Kita mencoba meyakinkan diri bahwa sebenarnya kita tidak menginginkan apa yang tidak dapat kita peroleh, atau bahwa kita menyenangi sesuatu yang tidak kita kehendaki tetapi kita tidak dapat melepaskannya. Kita juga dapat mengatasinya dengan mengusahakan persesuaian pendapat tentang keyakinan tertentu yang penting untuk memperkuat keyakinan kita yang kurang kokoh.
Cara perbaikannya :
Melakukan hal yang positif yang berguna dan dapat di jadikan sebagai acuan hidup yang baik serta penuh makna akan kesadaran perubahan gaya hidup yang sehat tanpa mengulangi perbuatan yang dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri. Seperti menanamkan pola hidup sehat dan bebas asap rokok.
Tambahan sumber : http://www.scribd.com/doc/24851035/Makalah-Kebudayaan-Dan-Kepribadian
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan
terimakasih dan semoga bermanfaat!